Minggu, 15 Mei 2011

PERANAKAN ETTAWA .1






(PROSPEK BISNIS
TERNAK  KAMBING  PERANAKAN  ETAWA ( PE ) *)
Oleh
SAPTO WALUYO, **)


I.     Pendahuluan
Ternak kambing merupakan ruminansia kecil yang mempunyai arti besar bagi rakyat kecil yang jumlahnya sangat banyak.  Ditinjau dari aspek pengembangannya ternak kambing sangat potensial bila diusahakan secara komersial, hal ini disebabkan ternak kambing memiliki beberapa kelebihan dan potensi ekonomi antara lain : tubuhnya relatif kecil, cepat mencapai dewasa kelamin, pemeliharaannya relatif mudah, tidak membutuhkan lahan yang luas, investasi modal usaha relatif kecil, mudah dipasarkan sehingga modal usaha cepat berputar.
Selain itu ternak kambing juga memiliki kelebihan lain yaitu : reproduksinya efisien dan dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun, memiliki daya adaptasi  yang tinggi terhadap lingkungan, tahan terhadap panas dan beberapa penyakit serta prospek pemasaran yang baik.
Ternak kambing memiliki peluang yang tinggi sebagai komoditas ekspor, terutama ke Timur Tengah, sampai saat ini Indonesia belum mampu mengisi peluang ekspor kambing secara kontinyu sebab populasinya masih sangat sedikit.
Setiap tahunya sekitar 2,5 juta umat muslim wajib melakukan korban, maka setidaknya minimal sekitar 1 juta ekor kambing dibutuhkan untuk kurban tersebut, dengan demikian peluang pasar komoditas ternak kambing sangat cerah.

II.   Prospek Bisnis Kambing Perah
Kambing perah memang masih terasa asing bagi sebagian masyarakat. Produk susunyapun masih sangat ekseklusif karena dijual dan didistribusikan dalam jumlah terbatas. Padahal dengan khasiatnya dalam meningkatkan kesehatan tubuh, membantu dan mengatasi sejumlah penyakit, serta menambah kecantikan, jelas bisnis kambing perah sangat menggiurkan. Apalagi hal ini didukung oleh harga jual susu yang sangat tinggi. Tentu bisnis ini akan semakin menarik bila produk dari kambing perah diperkenalkan secara luas kepada masyarakat.
       Pada dasarnya jenis kambing perah merupakan ternak dwiguna. Artinya, kambing dipelihara untuk menghasilkan susu dan daging. Diantara kambing-kambing perah, kambing PE (peranakan Etawah) termasuk tipe kambing perah unggul, karena memiliki kemampuan memproduksi susu sebanyak 1,5 – 3 liter/hari. Dengan kemampuan produksi susu tersebut maka kambing perah PE cukup signifikan untuk dikembangkan sebagai ternak penghasil susu yang sangat potensial. Selain itu kambing PE pun sangat adaptif dengan topografi di segala wilayah, tidak memerlukan lahan luas dan pembudidayaannya relatif mudah sehingga dapat dijadikan bisnis keluarga dalam upaya peningkatan dan memperbaiki gizi buruk.
Dalam waktu dua tahun kambing Peranakan Etawa ( PE )  dapat beranak tiga kali dengan setiap kali beranak rata-rata dua ekor. Kambing dara siap dikawinkan umur 10 bulan, dengan lama kebuntingan sekitar 147 – 160 hari. Masa produksi atau laktasi dapat mencapai delapan kali atau berumur 7 tahun. Harga susu di pasaran saat ini mencapai  Rp. 10.000 – Rp. 20.000/liter, sementara harga bibit umur 4 – 8 bulan adalah Rp 35.000 - Rp 45.000/ kg berat hidup. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa kambing PE memiliki dua keunggulan, yaitu sebagai ternak perah dan sebagai kambing potong.
Mengingat potensi di wilayah kita, seperti sumberdaya alam, potensi tenaga kerja, lingkungan sangat mendukung, maka pengembangan peternakan kambing penghasil susu dan daging dapat dilakukan melalui sistem pertanian terpadu baik organik maupun spesifik lokalita dengan mengintegrasikan tanaman dan peternakan.
Dengan pengembangan sektor tersebut, diharapkan petani peternak akan meningkat pendapatan dan kesejahteraannya yang pada gilirannya akan meningkatkan kesehatan dan meningkatkan pengetahuan, serta meningkatkan pendidikan putra-putri yang akan menciptakan sebuah generasi terdidik yang siap pakai sebagai:” sumber daya manusia yang mampu menyerap alih teknologi”.
Untuk itu diperlukan kerja keras, kerjasama dan kerja orientasi jangka panjang sehingga antara lembaga pemerintah, swasta dan praktisi di lapangan dan pengusaha terjalin secara sinergi dan berkesinambungan.

III.   Teknik Beternak Kambing Peranakan Etawa (PE)
Dalam berusaha di bidang peternakan tentunya kita ingin agar hasil yang dicapai tidak mengecewakan, oleh karena itu dalam memulai usaha beternak kambing kita harus mengetahui berbagai hal yang menyangkut cara beternak yang baik, meliputi :
Pemilihan bibit
Dalam pemilihan bibit kambing yang akan diternakkan, kita dapat memilih baik buruknya kambing melalui pemilihan bibit kambing secara umum
Ø  Umur Kambing
Cara menentukan umur dengan melihat gigi
Perkiraan umur
Gigi seri susu sudah tumbuh semua
Kurang dari 1 th
2 Gigi seri susu sudah berganti gigi tetap
1 – 2 tahun
4 Gigi seri susu sudah berganti gigi tetap
2 – 3 tahun
6 Gigi seri susu sudah berganti gigi tetap
3 – 4 tahun
8 Gigi seri susu sudah berganti gigi tetap
4 – 5 tahun
Gigitetap sudah mengalami keausan/tanggal
Lebih dari 5 th

Ø  Aspek fisiologis kambing PE
Kambing peranakan etawa (PE) adalah hasil persilangan antara kambing etawa asli India dengan kambing kacang Indonesia.  Semakin mendekati ciri-ciri kambing etawa, kambing PE akan menghasilkan susu yang berkualitas dan banyak.  Ciri-ciri tersebut adalah adanya gelambir pada leher, rambut banjang dan lebat terutama di bagian paha belakang, tulang hidung cembung dan telinga terkulai/kepleh panjang dan melipat.

Pakan
Secara alamiah ternak kambing lebih menyukai rambanan (daun-daunan) daripada rumput.  Hampir sebagian besar keberhasil usaha peternakan ditentukan oleh semakin efisiennya penggunaan pakan, karena biaya tertinggi adalah pada pakan.
Berkaitan dengan alasan tersebut pemberian pakan secara ekonomis dan teknis memenuhi persyaratan dilandasi kebutuhan sebagai berikut :
v   Kebutuhan hidup pokok, artinya kebutuhan makanan pokok meskipun ternak kambing sudah tidak mengalami pertumbuhan dan aktivitas.
v   Kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan makanan yang diperlukan ternak kambing untuk memproduksi jaringan tubuh dan menambah bobot badan.
v   Kebtuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan makanan yang diperlukan ternak kambing untuk proses reproduksi (kebuntingan)
v   Kebutuhan untuk laktasi, yaitu kebtuhan makanan yang diperlukan untuk memproduksi air susu.

Kesehatan
Faktor kesehatan sangat menentukan keberhasilan usaha peternakan.  Oleh karena itu menjaga kesehatan ternak harus menjadi prioritas utama disamping pakan dan tatalaksana yang memadai.
Secara umum penyakit yang sering menyerang ternak kambing adalah :
a)        Kudis atau scabies
b)       Cacingan
c)        Kembung/Tympani
d)       Radang kelenjar susu / Mastitis
e)       Penyakit mulut dan kuku
f)        Belatungan / Miasis
IV.   Susu Kambing Komposisi dan Manfaatnya
Menurut para ahli, komposisi susu kambing dan bentuk morfologinya sangat unik, ini disebabkan butiran lemak susu sangat homogen dan berdiameter sangat kecil (mikro) sehingga sangat mudah diserap oleh organ pencernaan. Oleh karena itu konsumen susu kambing sangat jarang mengalami diare meskipun mempunyai kepekaan dalam penyerapan lactose (lactose intolerance). Bahkan komposisi susu kambingpun memiliki kemiripan dengan air susu ibu  (ASI). Oleh karena itu susu kambing dapat digunakan sebagai pengganti ASI (PASI).  Hal ini disebabkan kandungan yang terdapat dalam susu kambing tidak jauh berbeda dengan ASI, bahkan kandungan kalsium dan mineral lainnya jauh lebih tinggi dari pada ASI maupun susu sapi.
Dalam tabel 1 ditunjukan komparasi antara ASI, Susu kambing dan Susu sapi.
Tabel 1. Perbandingan komposisi susu sapi, susu kambing dan air susu ibu
                 per 100  gram.

Komposisi Kimia
Susu Sapi
Susu Kambing
Air Susu Ibu
Protein (gr)
Lemak (gr)
Karbohidrat (gr)
Kalori (kal)
Fosfor (gr)
Magnesium (gr)
Besi (gr)
Natrium (gr)
Kalium (gr)
Thiamin (mg)
Vitamin A (IU)
Ribotlapin (mg)
Niacin (mg)
Vitamin B6(mg)
Asam Askorbat (mg)
Trytophan (gr)
Threonine (gr)
Isoleusine (gr)
Leucine (gr)
3,3
3,3
4,7
61
19
13
0,05
49
152
0,04
126
0,16
0,08
0,04
0,94
0,046
0,149
0,199
0,322
3,6 *)
4,2
4,5
69
134 *)
14 *)
0,05
50 *)
204 *)
0,05 *)
185
0,14
0,28 *)
0,05 *)
1,29
0,044
0,163*)
0,207 *)
0,314
1,0
4,4
6,9
70
32
3
0,03
17
51
0,014
241
0,04
0,18
0,01
5,00
0,017
0,149
0,056
0,095
Sumber : USDA, 1976 dalam Dwi Susanto 2005.
*)  Kandungan nya lebih tinggi


Tabel 2.  Kandungan Nutrisi Pada Susu Kambing

Nutrisi
Kandungan
Air (g)
Energi ( K kal)
Energi (kj)
Protein (g)
Total lemak (g)a
Karbohidrat (g)
Serat (g)
Ampas (g)

Mineral :
-       Kalsium, Ca (mg)
-       Besi, Fc (mg)
-       Magnesium, Mg (mg)
-       Fosfor, P (mg)
-       Kalium atau pofassium (mg)
-       Natrium Na (mg)
-       Seng, Zu (mg)
-       Tembaga, Cu (mg)
-       Mangan, Mn (mg)
-       Sekruium , Se (mcg)
Vitamin
-       Vitamin C (mg)
-       Tiamin (mg)
-       Riboflavin (mg)
-       Niacin (mg)
-       Asam pantotemat (mg)
-       Vitamin B6 (mg)
-       Folate (mcg)
-       Vitamin B12 (mg)
-       Vitamin A (IU)
-       Vitamin A, RE (mcg)
-       Vitamin D (IU)
-       Vitamin E (mg)

Lemak
-       Asam lunak jenuh, saturated (g)
-       Asam lemak tak jenuh, monosaturated (g)
-       Asam lemak tak jenuh, polyunsaturated (g)
-       Kolesterol (mg)

Asam amino
-       Triptofan (g)
-       Treonin (g)
-       Isoleusin (g)
-       Leusin (g)
-       Lisin (g)
-       Nitionin (g)
-       Cistin (g)
-       Fenilalanin (g)
-       Tirosin (g)
-       Valin (g)
-       Arginin (g)
-       Histiolin (g)
-       Alanin (g)
-       Asam aspartat (g)
-       Asam glutamat (g)
-       Glisin (g)
-       Prolin (g)
-       Serin (g)

87
68
288
3,5
4,1
4,4
0
0,8


133
0,05
13,97
110
204
49
0,3
0,046
0,018
1,4

1,29
0,048
0,138
0,277
0,310
0,046
0,6
0,065
185
56
12
0,9


2,667
1,109
0,149
11,4


0,044
0,163
0,207
0,314
0,29
0,08
0,046
0,155
0,179
0,24
0,119
0,089
0,118
0,21
0,626
0,05
0,368
0,181
Sumber : www.asiamaya.com dalam Dwi Susanto. 2005.


4.1.  Peluang Pasar Susu Kambing
Peluang pasar dan pemasaran menjadi suatu hal yang sangat vital bagi kelangsungan suatu usaha. Usaha yang sehat adalah usaha yang dapat membidik secara tepat, benar dan cerdas tentang semua aspek produksi dan pemasaran, hal ini harus terprogram dan terintegrasi secara terencana dan bertahap.
Untuk susu kambing, peluang pasarnya masih sangat terbuka, hal ini didukung dengan beberapa data di lapangan sebagai berikut :
Ø    Hingga saat ini susu kambing  masih diproduksi dalam jumlah sangat terbatas, karena populasi kambing perah masih terbatas.
Ø    Permintaan pasar sangat besar, tetapi belum dapat terpenuhi akibat produksi yang masih terbatas.
Ø    Susu kambing memiliki keunggulan spesifik yang tidak dimiliki produk susu dari ternak lain seperti sapi perah, karena susu kambing selain untuk menjaga kesehatan juga berkasiat untuk pengobatan dan kecantikan.
Ø    Harga jual produk masih cukup tinggi karena susu kambing di nilai merupakan produk istimewa dan pasokannya masih terbatas. (Rp. 10.000 – 20.000/ltr)
Ø    Susu kambing sangat digemari konsumen luar negeri, sehingga berpeluang sebagai komoditi ekspor.

4.2. Manfaat Susu Kambing
Menurut para ahli, komposisi kimia susu kambing dan bentuk morfologisnya sangat unik.  Ini disebabkan butiran lemak susu sangat homogen dan berdiameter sangat kecil (mikro) sehingga sangat mudah diserap oleh organ pencernaan. 
Berdasarkan informasi dari internet dengan alamat website www.m.sia.com, susu kambing memiliki kasiat yang dapat mengatasi beberapa penyakit antara lain : gangguan pencernaan, gangguan ginjal, migraine, hepatitis A, asma, Tubercullosis (TBC), Bronchitis, anemia (pucat), sakit kuning (jaundice), kerapuhan tulang (osteoporosis), insomnia (tidak dapat tidur), ibu mengandung atau menyusui anak, pemulihan stamina setelah operasi, perkembangan keseimbangan mental anak, penyakit jantung fase awal, pembentukan sel darah dan jaringan (tissue), penghilang noda hitam (flek wajah), pelicin dan penegang kulit muka.  Hal ini diperkuat pula oleh Arsa Tanius, 2005. disamping penyakit diatas susu kambing dapat menyembuhkan penyakit lemah syawat, ejakulasi dini (edi tansil), asam urat dan penyakit reumatik


Sumber Pustaka :
Dwi Susanto dan Budiana. 2005.  SUSU KAMBING. Penebar Swadaya. Jakarta

Bambang Agus Murtidjo. 1992. MEMELIHARA KAMBING  SEBAGAI TERNAK POTONG DAN PERAH. Kanisius. Jogyakarta.

Tony setiawan dan Arsa Tarsius. 2005. BETERNAK KAMBING PERAH PERANAKAN ETAWA. Penebar Swadaya. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar